Harmonisnya Warga Islam Wetu Telu, Lombok

By on July 28, 2014

Di Bulan yang suci ini, wisata bernuansa islami kian digemari. Berbondong-bondong umat muslim beribadah seraya mempertebal keimanan mereka melalui wisata religi. Mempelajari sejarah dan budaya umat muslim setempat juga menjadi alasan untuk berwisata meski harus menjalani ibadah puasa.

Salah satu kebudayaan Islam yang menarik di Indonesia adalah suku Bayan yang punya filosofi unik, berpusat pada Masjid Bayan Baleq, filosofi yang bernama Wetu Telu diajarkan. Filosofi ini mencakup tiga unsur yang sangat harmonis.

Memang tidak sulit untuk menemukan masjid di seputaran Lombok. Mayoritas agama disana adalah Islam, jadi anda tidak akan kesulitan untuk beribadah. Tapi, ada hal yang berbeda ketika kalian masuk ke Masjid Bayan Beleq. Terletak di Desa Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Lombok, diajarkan ajaran yang bernama Islam Wetu Telu.

Wetu Telu sendiri jika diartikan secara harfiah berarti waktu tiga. Kira-kira apa ya arti dari tiga waktu ini? Apa jangan-jangan para umat islam disana janya beribadah tiga waktu tidak seperti umat islam pada umumnya?

Sekitar satu jam perjalanan dari Senggigi, kalian akan langsung tiba di Masjid Bayan Beleq. Masjid ini berdiri tegak disamping jalan raya. Dari luar, ada papan keterangan uang bertuliskan bahwa Masjid Bayan Beleq adalah benda cagar budaya. Ketika kalian memasuki gerbangnya, kalian akan bertemu dengan pepohonan yang besar dan rimbun.

Sang juru kunci masjid, bapak Raden Palasari pun siap menjelaskan segala hal yang ada dan berhubungan dengan masjid ini. Bapak yang berusia sekiyar 40 tahun ini mengatakan bahwa masjid ini dibangun pada abad ke 15, oleh Sunan Prapen. Sunan Prapen sendiri adalah sosok yang dihormati, beliau yang menyebarkan Islam pertama kali di Lombok. Kala itu Lombok masih berupa jajahan dari Kerajaan Karang Asem, Bali.

Setelah berkenalan dan sedikit penjelasan tentang masjid ini, kalian akan bertemu dengan bangunan masjid ini. Masjid ini sangat otentik, masih berupa bangunan yang terdiri dari kayu dan bambu. Bangunan ini ternyata tidak melupakan bentuk asalnya!

Setelah itu pak Raden Palasari bercerita tentang apa itu Islam Watu telu. Ternyata tidak ada yang aneh dari ajaran Watu telu, semuanya sama seperti apa yang diajarkan islam pada umumnya. Ajaran ini masih berpegang teguh pada ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW.

Wetu telu sendiri bermaksud pada tiga siklus kehidupan yang menyangkut kehidupan suku bayan, serta manusia pada umumnya. Maksud dari tiga waktu itu sangat global, misalnya tentang bagaimana hidup di masa lalu, masa sekarang dan masa depan.

Penggolongan tiga hal itu juga tidak melulu menyangkut soal ruang dan waktu, hal itu bisa diterapkan pada siklus hidup manusia, pembagian daerah dan hal lainnya yang bersiklus tiga. Itulah yang diajarkan Islam Wetu telu. Jadi jangan sembarangan menyebut-nyebut sebelum tahu apa artinya ya, karena di Wetu Telu semuanya berjalan harmonis layaknya ajaran islam biasa, namun ditambah kearifan-kearifan lokal sehingga membuatnya kian bersahaja.

About James Siregar